Fiber Optik sebagai Solusi Kebutuhan Bandwidth

Beberapa tahun ini, perkembangan teknologi fiber optik mengalami peningkatan yang cukup pesat. Secara umum, kegunaan media transmisi ini adalah menjadi alat dalam berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Kelebihan dari alat transmisi ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar serta yang berkeceptan tinggi. Salah satu yang paling penting dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan media komunikasi dengan baik pelayanannya. Dengan sistem fiber optik maka dapat meminimalisir rugi daya yang terjadi. Hal ini terpengaruh dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara transmiter satu dan yang lainnya.

Fiber optik merupakan jenis kabel yang terbuat dari bahan serat kaca. Diameter sebuah fiber optik sangatlah kecil, hanya sekitar 120 mikrometer. Fiber optik sendiri diharapkan dapat mengatasi beberapa kelemahan kabel tembaga (coaxial, twisted pair).  Kabel fiber optik terdiri atas inti pusat berupa kaca tipis yang dapat digunakan untuk membawa informasi dalam bentuk cahaya. Sumber cahaya optik sendiri biasanya berasal dari LASER atau LED. Fiber optik lebih tahan terhadap interferensi listrik, sehingga cocok untuk digunakan pada lingkungan yang memiliki interferensi sangat besar.

Kabel fiber optik memiliki kemampuan mentransmisikan sinyal dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan jarak yang lebih jauh dari kabel coaxial dan twisted pair. Fiber optik juga mampu membawa informasi berukuran besar dengan tingkat keandalan yang tinggi. Sebuah fiber optik dapat menjangkau arak hingga 70 km dengan kecepatan transmisi data hingga 10 Gbps. Sehingga fiber optik cocok digunakan untuk layanan video konferensi dan multimedia interaktif. Sebuah fiber optik dapat menggantikan fungsi ratusan kabel coaxial, hal inilah yang menyebabkan fiber optik lebih hemat digunakan dalam media telekomunikasi

Jaringan fiber optik sendiri merupakan salah satu solusi untuk menghadapi kebutuhan bandwidth yang semakin meningkat dewasa ini. Solusi lain seperti kabel tembaga, wireless, dan satelit jauh dari mencukupi kebutuhan bandwidth. Selain itu ditinjau dari sisi jangkauannya fiber optik jauh lebih unggul. FIber optik merupakan salah satu jenis media transfer data yang menggunakan cahaya sebagai sebagai media transmisinya. secara fisik fiber optik terlihat seperti kabel biasa, namun berbeda dengan kabel lainnya karena fiber optik menggunakan serat kaca dalam mentransmisikan data. Alasan utama pembuatan serat optik adalah penggunaannya pada sistem komunikasi agar diperoleh sistem dengan kapasitas besar dan kecepatan tinggi untuk pengiriman bermacam informasi baik suara maupun data.

Di Indonesia sendiri penggunaan fiber optik lebih sering digunakan oleh PT.Telkom Indonesia. Telkom sendiri saat ini sedang melakukan transisi media dari media tembaga ke fiber optik, oleh karena itu tak tanggung-tanggung, sekitar Rp 1 triliun dikucurkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk proyek penggantian jaringan kabel tembaga dengan fiber optik. Targetnya, proyek yang diawali di tahun 2011 ini bisa rampung tahun 2015 mendatang. Diharapkan penggantian ini bisa mendongkrak kualitas layanan internet dan suara yang diberikan Telkom.

"Penggantian jaringan kabel tembaga sudah dilakukan sejak 2011, diharapkan rampung pada 2015," ungkap Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama Telkom, pada Antara di sela seminar Indonesia ICT Outlook 2012: Resisting the Doomsday of Telco Players di Jakarta, Rabu (14/03).
Tanpa memperinci berapa total panjang fiber optik yang dipasang sebagai pengganti kabel tembaga, Rinaldi menjelaskan bahwa dalam proyek ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menggandeng PT Inti (Persero).

Rinaldi tak menyangkal kalau jumlah pelanggan layanan telepon dengan sambungan kabel semakin merosot. Saat ini jumlah pelanggan layanan fixed wireline Telkom hanya sekitar 8,5 juta sambungan telepon saja. Di saat yang sama, ada peningkatan jumlah pengguna layanan data yang diberikan Telkom lewat Speedy. Saat ini jumlah pelanggan telah mencapai 2 juta sambungan.
"Pada saat terjadi penurunan layanan voice, Telkom harus terus mencari terobosan untuk meningkatkan layanan data," jelasnya.

Dalam penerapannya di Indonesia sendiri, fiber optik memiliki kendala, salah satunya kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisah merupakan salah satu kendala dalam penbangunan jaringan fiber optik. Pembangunan kabel bawah tanah lebih berat dan biaya yang jauh lebih besar. Diperlukan peralatan khusus yaitu kapal penanam kabel yang membutuhkan usaha yang jauh jumlahnya terbatas di dunia sehingga untuk menggunakannya harus dipesan jauh-jauh hari dan tentunya dengan harga yang cukup mahal. Material yang digunakan pun khusus, begitu pula sumber daya manusianya karena dari sisi perencanaan pun memerlukan tantangan tersendiri. Apabila menggunakan vendor yang tidak berpengalaman bisa menjadi hambatan dalam proyek. Ada salah satu contoh proyek pembangunan kabel bawah laut dimana vendor pemenang tender akhirnya mundur dan digantikan vendor lain karena salah perencanaan dari sisi teknis dan biaya.

Saat ini pembangunan backbone nasional masih terfokus di wilayah barat Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Pembangunan di kawasan timur Indonesia baru dimulai dengan inisiatif proyek Palapa Ring yang saat ini dalam proses menyelesaikan ruas Mataram-Kupang di Nusa Tenggara. Sayangnya, proyek ini kurang menarik dari sisi bisnis sehingga hanya sedikit perusahaan yang memutuskan untuk ber-investasi. Dari 7 perusahaan peserta awal konsorsium, sekarang tinggal 3 yang masih berkomitmen, yaitu Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom.

IPTV sebagai Solusi Televisi Interaktif

IPTV adalah sistem televisi dimana arsitektur jaringannya menggunakan arsitektur jaringan internet yang disebut dengan IP (Internet Protocol). IPTV merupakan pengembangan baru dalam hal penyiaran secara realtime. Kelebihan dari IPTV adalah adanya penyatuan sistem transmisi antara televisi dan IP (Internet Protocol) sehingga tidak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membangun sebuah stasiun televisi. Pada sistem transmisi televisi biasa yang menggunakan teknologi video broadcast (Digital Video Brodcasting). IPTV dapat menyiarkan secara live atau pre-recorded digital video program-program pendidikan, komersial, dll, serta dapat melakukan pengambilan gambar siaran dan transmisi program dari berbagai sumber. IPTV juga dapat melakukan penjadwalan program sesuai dengan kebutuhan antara pemilik informasi dan pengguna televisi. Selain itu IPTV menawarkan hal-hal baru sebagai berikut:
  • Broadcast televisi dan video di atas akses Internet.
  • Content on demand, yang meliputi video, TV, musik.
  • Interaksi multimedia dengan kecepatan broadband, yang meliputi layanan game, shopping, advertising, dan lain-lain.
  • Kualitas layanan (quality of service) dan kualitas pengalaman (quality of experience) bagi pelanggan televisi.

Berbeda dengan jaringan televisi biasa, dalam IPTV tidak semua konten dikirimkan. Hanya content yang dipilih untuk dilihat oleh pengguna saja karena sistem proxy tidak memungkinkan untuk real time. Teknologi IPTV memungkinkan pengguna televisi melalui jaringan internet mendapatkan pengalaman menonton yang lebih interaktif dan personal. Selain itu IPTV dapat mengintegrasikan proses transmisi program pengarahan yang memungkinkan pengguna televisi untuk mencari konten berdasarkan nama aktor atau judul siaran menggunakan sistem “picture-in-picture” atau layar di dalam layar tanpa harus menutup konten yang sedang disaksikan pada saat itu. Kelebihan lainnya yaitu Video on Demand (VoD), adapun Layanan Video on Demand (VoD) menyediakan konten yang dan disajikan kepada pelanggan dalam bentuk katalog, sehingga pelanggan dapat memilih film yang diinginkan. Katalog VoD juga menyediakan informasi berupa halaman introduksi film, poster film, tipe, tahun pembuatan, judul film, dan harga. Selain dalam bentuk direktori, katalog VoD juga memungkinkan pencarian berdasarkan pengelolaan metadata. sesuai dengan namanya VoD memungkinkan pengguna untuk mencari dan memilih katalog film secara online serta melihat secara langsung trailers-nya sesaat setelahnya. Teknologi siaran seperti ini menggunakan protocol unicast antara streaming server operator dan decoder pengguna.

Dengan layanan IPTV ini dapat juga menyatukan berbagai layanan dan konten baik melewati televisi, PC dan telpon genggam yang disediakan bagi pengguna dimana saja dan kapan saja. Di samping itu, konten IPTV yang bersifat interaktif akan menjadikan pelanggan sebagai active viewer sehingga tidak hanya pasif saja dalam menerima siaran-siaran tetapi juga dapat memilih konten, melakukan rewind, pause melalui program panduan/menu yang ada pada portal IPTV ini, oleh karena itu IPTV disebut juga siaran televisi interaktif, artinya penonton tidak hanya pasif menerima siaran tetapi aktif memilih siaran yang diiginkannya. Selain itu, layanan IPTV yang kini berkembang pesat di banyak mancanegara, termasuk di Hongkong, diminati pengguna televisi karena sifat-sifat layanannya yang personal, sekaligus interactive serta dengan kualitas gambar dan suara yang prima. Tidak heran bila IPTV diprediksi banyak kalangan menjadi masa depan bisnis layanan televisi yang akan merebut perhatian masyarakat Indonesia.

Ciri khas IPTV sendiri adalah interactivity, di mana pelanggan dapat memilih content maupun program yang diingikannya. Fitur interaktif yang disediakan antara lain TV on demand, video on demand, game on demand, music on demand, dan karaoke on demand. Fitur interaktif yang paling unik adalah TV push message service yang digelar pada jaringan private dengan end user terminal berupa TV. Sehingga pelanggan dimungkinkan untuk mengirimkan pesan antar pelanggan IPTV. Pelanggan juga dapat menggunakan fasilitas bookmark. Di Indonesia sendiri kendala terbesar dalam mengimplementasikan IPTV adalah keterbatasan bandwidth karena IPTV tidak menggunakan frekuensi publik.

Regulasi IPTV masih belum jelas, pemerintah belum memutuskan akan memasukkan industri ini ke kategori yang mana. Ketidakjelasan regulasi inilah, yang menyebabkan operator-operator telekomunikasi masih enggan menerapkan IPTV di Indonesia karena untuk mengembangkannya diperlukan biaya infrastruktur yang besar. Dengan adanya regulasi yang jelas, para pelaku atau operator penyelenggara mempunyai pijakan yang tepat dalam berbisnis. Selain regulasi, kesiapan infrastruktur juga menjadi salah satu kendala penerapan IPTV di Indonesia karena IPTV memanfaatkan jaingan broadband via internet protocol (IP) dan membutuhkan bandwidth yang besar dengan kualitas gambar yang high definition dan tidak patah-patah. Infrastruktur yang direkomendasikan untuk menggelar IPTV adalah setiap pelanggan harus mendapat akses internet internet dengan kecepatan minimal sebesar 12 Mbps per kanal.

Pengguna IPTV sendiri harus dilengkapi oleh sebuah alat yang dinamakan set top box (STB) yang fungsinya sebagai interface antara pelanggan dan sistem. User bisa menggunakan remote untuk mengontrol sistem yang ada di STB yang menyerupai dekoder. Pada set top box-nya sendiri terdapat satu Java Virtual Machine, recorder, internet browser, chatting, serta harddisk.


VoIP sebagai Telepon Murah Rakyat

Apa itu VoIP? mungkin sebagian besar dari kita tidak mengetahui apa itu VoIP. VoIP merupakan teknologi modern yang nantinya akan digunakan untuk komunikasi masa depan. Secara teori VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan perantara protokol IP. Sehingga perbedaan VoIP dengan telepon tradisional adalah masalah infrastrukturnya, jika VoIP menggunakan internet sedangkan telepon tradisional menggunakan infrastruktur telepon yang sudah dibangun sejak awal (PSTN). Prinsip sederhana dari VoIP adalah merubah sinyal analog (yang biasa kita dengar) menjadi sinyal digital yang kemudian dikirimkan melalui jaringan secara real time.
 
Jika dilihat dari perkembangan teknologi komunikasi data, teknologi komunikasi data sudah semakin handal dalam hal kualitas tranmisinya. Dalam hal ini, tipe media transmisi sangatlah pernting untuk menentukan awalnya terbentuk suatu komunikasi, karena mempengaruhi jumlah maksimum bit yang dapat ditransmisikan. Tiga layanan komunikasi publik yang menggunakan teknologi VoIP diharapkan sama dengan teknologi sebelumnya seperti layanan komunikasi voice normal, voice mail, dan layanan pengiriman transmisi fax dengan biaya yang terjangkau.
 
Untuk pencapaian tiga layanan yang diharapkan dengan dukungan perkembangan media transmisi dan teknik kompresi yang sudah semakin baik, dukungan teknologi penunjang lainnya perlu diusahakan, misalnya teknologi pemprosesan data yang sudah terasa semakin cepat. Sekarang ini dengan dukungan perkembangan perangkat lunak yang sangat fleksibel sehingga mudah dalam hal usaha peningkatannya disamping perkembangan perangkat pendukung dan perangkat lunak lainnya. Selain itu, VoIP diusahakan dapat semaksimal mungkin dikarenakan masalah tuntutan bisnis dalam hal persaingan dan kebutuhan public.
 
Dalam komunikasi VoIP banyak keuntungan yang dapat kita ambil salah satunya adalah dari segi biaya jelas lebih murah daripada tariff telpon tradisional (lama), karena jaringan IP yang bersifat global. Sehingga jika kita ingin menghubungi kerabat kita yang berada di luar negeri biaya yang kita keluarkan dapat kita tekan hingga 70%. Selain itu manfaat berkomunikasi dengan voice dengan menggunakan jaringan data akan tercipta efisiensi dalam hal penggunaan bandwidth. Manfaat terakhir inilah yang membuat VoIP ditunggu-tunggu kehadirannya oleh para pelaku bisnis salah satunya adalah operator telepon genggam. Dengan adanya VoIP maka operator dapat meningkatkan QoS dan menekan biaya operasional sekecil mungkin.
 
Prinsip kerja VoIP adalah mengubah suara analog yang didapatkan dari speaker pada Komputer menjadi paket data digital, kemudian dari PC diteruskan melalui Hub/ Router/ ADSL Modem dikirimkan melalui jaringan internet dan akan diterima oleh tempat tujuan melalui media yang sama. Atau bisa juga melalui melalui media telepon diteruskan ke phone adapter yang disambungkan ke internet dan bisa diterima oleh telepon tujuan.
 
Teknologi VoIP sendiri berawal dari penemuan telpon yang dicetuskan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Tak lama setelah itu mulai berkembanglah PSTN (Public Switch Telephone Network) yang masih ada sampai sekarang. Teknologi VoIP sendiri ditemukan setelah internet mulai berkembang tepatnya sekita tahun 1995-an. Awal mulanya kemampuan mengirimkan suara melalui internet hanya merupakan percobaan dari beberapa orang atau perusahaan kecil.
Ini dimulai dengan perusahaan seperti Vocaltech dan kemudian pada akhirnya diikuti oleh microsoft dengan nama program Netmeeting-nya. Pada saat itu kecepatan internet yang ada masih sangat lambat karena masih menggunakan teknologi dial-up yang hanya memiliki kecepatan 36.6 Kbps. Sehingga untuk penggunaan aplikasi yang menghabiskan bandwidth besar penggunaannya masih sangat terbatas sehingga hanya digunakan oleh pusat-pusat penelitian besar.
 
Di Indonesia sendiri komunikasi VoIP mulai berkembang pada awal tahun 2000-an dengan munculnya berbagai komunitas VoIP yang salah satunya adalah "VoIP Merdeka" yang dicetuskan oleh pakar internet Indonesia, Onno W. Purbo. Sentral VoIP Merdeka sendiri di hosting di Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan Assosiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII). Saat ini VoIP Merdeka telah bermetamorfosis menjadi “VoIP Rakyat” yang lebih stabil dan canggih, bahkan jaringannya semakin berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya user yang telah terdaftad di situs www.voiprakyat.or.id.
 
Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai sound card yang dihubungkan dengan speaker dan mikropon. Dengan dukungan software khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara, gambar. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara.
 
Penggunaan komunikasi VoIP sangat dianjurkan karena keuntungannya yang sangat besar, diantaranya biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh, penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi sangat rendah.  Selain itu penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa, dengan majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8kbps bandwidth.

Satelit Penopang Khatulistiwa

Apa itu Satelit? Mungkin bagi orang yg awam pengertian Satelit adalah benda buatan manusia yang melayang di luar angkasa. Tetapi menurut penulis sendiri Satelit adalah alat komunkasi jarak jauh yang menghubungkan antara pengirim dan penerima (dalam hal ini sebagai repeter). Mungkin kebanyakan dari kita beranggapan bahwa Indonesia hanya mempunyai satu Satelit yang familiar dengan nama Satelit Palapa. Tapi ternyata Indonesia mempunyai cukup banyak Satelit yang melayang dan mengorbit di luar angkasa sana salah satunya adalah Satelit Telkom, namun namanya kalah dengan Satelit Palapa yang lebih familiar di kalangan masyarakat saat ini.

Satelit yang pertama di luncurkan di Indonesia adalah Satelit Palapa. Satelit Palapa diluncurkan pada 38 tahun silam atau tepatnya diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976. Tujuan dari peluncuran Satelit ini untuk mempermudah komunikasi antar pulau di Indonesia dan juga untuk mewujudkan kembali janji Gajah Mada semasa kerajaan Majapahit bahwa wilayah Nusantara harus di persatukan dalam satu kedaulatan yaitu kerajaan Majapahit. Maka dari itu Satelit dari 1 sampai 7 di namakan “PALAPA”.

Satelit Palapa yang diluncurkan pada 36 tahun silam, sesuai namanya, telah mempersatukan nusantara. Keberadaan Satelit Palapa bagi Indonesia terbukti mempermudah komunikasi antar pulau sehingga tantangan komunikasi di negara kepulauan ini terjawab. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Biro Kerjasama dan Humas Lapan, Ratih Dewanti, saat membuka sosialisasi berjudul Satelit, Pemanfaatan, dan Dampaknya. Sosialisasi berlangsung di Balai Pertemuan Dirgantara Lapan, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (8/7).

Satelit ternyata tidak hanya dimanfaatkan untuk komunikasi. Ratih melanjutkan, teknologi ini mampu memantau seluruh wilayah Indonesia berikut sumber daya alamnya seperti yang dilakukan oleh Satelit penginderaan jauh. Satelit juga mampu mendukung mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan bencana alam seperti Indonesia.

Selain itu Indonesia juga telah menerapkan Satelit sebagai alat bantu dalam menangkap ikan untuk nelayan. Dikutip dari Liputan6.com, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhamad Hatta  menyatakan, Indonesia sudah menerapkan penggunaan teknologi satelit untuk mencari ikan di laut. Gusti mengatakan, penggunaan teknologi tersebut bertujuan untuk membantu nelayan dalam mendapatkan ikan dengan hasil yang memuaskan saat melaut.

"Kami ini mencoba membatu nelayan, dari pada dia habis solar tidak dapat ikan," kata Gusti, dalam seminar nasional teknologi sistem pamantauan batbara di Indonesia, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (16/10/2014). Gusti mengungkapkan sistem kerja teknologi satelit tersebut dengan memanfaatkan deteksi suhu, kemudian dicatat koodinatnya dan disebarkan ke nelayan melalui Global Positioning System (GPS).

"Kami catat koordinat, kami kasikan ke nelayan, kami beri GPS dan dari sana dia dapat ikan," urainya. Tak hanya membatu mencari ikan, saat ini pemerintah sedang mengkaji pemanfaatan penggunaan teknologi satelit untuk mendeteksi ekspor batu bara, dengan begitu bisa menekan angka penyelundupan batu bara di Tanah Air. "Kami mau kembangkan di sini, kami lakukan penjajakan dipelajari," pungkas Gusti.

Indonesia sendiri selama ini belum mampu membuat dan meluncurkan satelit sendiri. Satelit di Indonesia masih dibuat negara lain. Tahun depan, Indonesia berambisi meluncurkan 2 satelit buatan anak bangsa sendiri. Dikutip dari Detik.com, Sekretaris Kemenristek, dalam konfrensi persnya Hari Purwanto berujar bahwa: “Kita harus membangun satelit kita sendiri dan tidak tergantung dengan teknologi luar, ini yang harus kita lalui lewat percepatan teknologi satelit, agar kita bisa mengoperasikan satelit yang kita bangun sendiri,” kata Sekretaris Kemenristek Hari Purwanto, di Gedung BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

Menanggapi permasalahan tersebut, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) berusaha mandiri, dengan berupaya membangun sinergi antara seluruh komponen pengguna dan penyedia teknologi sistem satelit penginderaan jarak jauh (inderaja) melalui konsorsium nasional melalui tiga Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK). 3 LPNK itu yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Sementara Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menjelaskan dalam UU no 21 tahun 2013 diamanatkan untuk membuat rencana induk keantariksaan selama 25 tahun dan hal itu tengah disusun. Salah satu impiannya yaitu, memiliki satelit komunikasi dan penginderaan jauh sendiri di luar satelit yang ada saat ini.

“Dengan memiliki satelit sendiri, kita bisa menjadi negara yang mandiri dan punya daya saing, banyak aspek kalau tetap bergantung dengan bangsa luar, seolah-olah kita ditelanjangi.” jelas Thomas. Thomas menekankan, pada dasarnya Indonesia sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro, contohnya satelit Lapan A1 yang telah beroperasi selama 7 tahun. Satelit itu dibuat oleh tangan-tangan putra Indonesia namun dirakit dan di bawah pengawasan ahli di Jerman.

“Satelit Lapan A1 itu buatan Indonesia, termasuk semua alat-alatnya tapi dirakit di Jerman. Orang-orang kita diarahkan membuat satelit, dilatih dan diarahkan membuat satelit dengan buaya Indonesia, pelatihnya juga dibayar,” tutur Thomas. Satelit Lapan A1 itu diluncurkan dari Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India tahun 2007 dan kini telah mengorbit di ketinggian 630 km dari permukaan Bumi. Posisi orbitnya di dekat kutub selatan.